Seni Pertunjukan Tradisional Bali, Sebuah Renungan Sejarah

Keberadaan seni pertunjukan Bali dapat ditelusuri melalui perjalanan panjang yang didasarkan pada petunjuk-petunjuk seperti artefak dan prasasti kuno yang ditemukan dan menggambarkan bahwa kategori seni pertunjukan yang diwariskan hingga saat ini telah ada sejak zaman Bali Kuno. Kesadaran akan sejarah menunjukkan bahwa zaman Bali Kuno terbentuk dari hubungan antara raja-raja Bali dan Jawa Timur. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa seni pertunjukan Bali termasuk dalam seni pertunjukan kuno Bali yang dikenal sebagai hasil akulturasi budaya Jawa dan tradisi Bali. Pewarisan budaya Jawa Timur ini berkembang sejak runtuhnya Kerajaan Bali di bawah kekuasaan Majapahit, yang dimulai sejak masa pemerintahan Raja Asta Sura Ratna Bumi Banten. Hal ini menyebabkan pengaruh budaya Majapahit sangat dominan terhadap perkembangan budaya Bali hingga saat ini.
Seni pertunjukan Bali memiliki makna penting sebagai sarana regenerasi dan sosialisasi budaya Bali, dan dapat dianggap bahwa seni pertunjukan tradisional merupakan identitas dari budaya Bali itu sendiri. Perubahan zaman dan keberadaan sistem budaya akan memengaruhi bentuk dan struktur seni pertunjukan, sehingga dalam merekonstruksi seni pertunjukan tradisional sebagai bagian dari momen sejarah, senantiasa dibatasi oleh ruang, waktu, dan gaya dari seniman yang merekonstruksinya. Perubahan bentuk dan struktur seni dapat dilihat sebagai bagian dari proses sejarah, sementara makna dan ciri khasnya tetap dijaga dan memperkuat keaslian seni budaya Bali.
Salah satuwarisan budaya Bali yang cukup membanggakan dan menjadi gaya tarik bagi setiap orang yang berkunjung ke Bali adalah kesenian. Seni telah ditempatkan sebagai identitas budaya Bali, karena pristiwa kesenian sangat menjamur di Bali bahkan hampir setiap peristiwa budaya maupun
upacara keagamaan selalu melibatkan kesenian. Pesta Kesenian Bali yang digelar setiap tahun merupakan peristiwa budaya yang sangat didominasi oleh pementasan kesenian terutama seni pertunjukan tradisional. Dengan demikian tidak dapat dipungkiri bahwa seni pertunjukan tradisional sebagai salah satu cabang kesenian Bali telah menjadi simbol budaya yang cukup dapat dibanggakan sebagai daya tarik wisatawan yang datang ke Bali. Sebagai sebuah simbol budaya yang dianggap telah menjadi identitas budaya maka seni pertunjukan tradisional perlu dilacak keberadaan sebagai sebuah kreativitas yang memiliki kekuatan sejarah, karena simbol dan identitas terbentuk melalui proses sejarah. Seni pertunjukan tradisional Bali sebagai sebuah warisan tradisi memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang dari bentuk yang sangat sederhana, dan perkembangnya juga terbatas, menjadi kesenian yang bentuknya sangat kompleks dan perkembangannya hampir disetiap jengkal pulau Bali. Perjalanan panjang sejarah seni pertunjukan tradisional Bali bisa dilacak dari Jaman pra Hindu, dan jaman Hindu serta perkembangannya sampai sekarang. Ada kecendrungan yang sangat kuat bahwa estetika seni pertunjukan tradisional pada masa lampau masih kita warisi sampai sekarang baik secara konseptual maupun secara fungsional. Konsep-konsep estetika karya seni masa lampau yang mengakumulasikan konsep estetika zaman pra Hindu dan zaman Hindu di Bali saat ini dikenal dengan seni pertunjukan tradisional Bali. Dengan kompleknya peristiwa sejarah kesenian yang memberikan isi pada karya seni pertunjukan tradisional maka seni pertunjukan tradisional perlu dipahami melalui bentuk, struktur dan fungsinya yang sangat normatif dan ritual. Seni pertunjukan tradisional merupakan sebuah hasil kreativitas seniman yang diikat oleh norma-norma tradisi. Kreativitas seni yang diikat oleh norma-norma tradisi, merupakan serangkaian kegiatan seni yang biasanya didasarkan atas aturan-aturan yang nyata maupun tidak nyata dan mengandung hal-hal yang bersifat ritual atau bermakna simbolik. Tradisi dalam kehidupan seni budaya selalu berkaitan dengan usaha-usaha untuk menginternalisasikan nilai-nilai atau norma-norma melalui pengulangan yang otomatis dan terus menerus berimplikasi pada masa lalu (Hobsbawn and Terence, 1987:114). Dari pengertian di atas maka seni pertunjukan tradisional berperan untuk mencipta dan meneruskan makna dari kehidupan masyarakat dalam bentuk imajinatif. Seni pertunjukan tradisional juga dapat meneruskan adat dan kebiasaan serta mendramatisasikan maknanya sehingga dapat mengajarkan kita bertindak (Kartodirdjo, 1982:124). Dalam hal ini semua seni pertunjukan tradisional adalah medium dari tranmisi budaya, karena lewat seni pertunjukan kita akan dapat membayangkan sebuah kebudayaan dan maknanya dalam kehidupan masyarakat (Ibid., p.125). Melalui seni pertunjukan tradisional akan dapat dibayangkan adanya
pengulangan kebudayaan, perubahan kebudayaan dan perkembangan sebuah kebudayaan.