Penerapan warna dengan teknik tradisi pada kerajinan wayang kulit di desa Puaya Sukawati

Penerapan warna dengan teknik tradisi pada kerajinan wayang kulit di desa Puaya Sukawati
Kesenian di Bali sangat erat hubungannya dengan upacara agama, kepercayaan dan adat istiadat. Kesemuanya merupakan suatu rangkaian kebudayaan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Hal tersebut hidup dan berkembang secara bersamaan ditengah-tengah masyarakat Bali. Kerajinan rakyat yang berkembang di Bali dapat dikatagorikan menjadi dua yaitu seni kerajinan yang bertalian erat dengan upacara agama dan seni kerajinan yang berhubungan dengan benda pakai. Dari berbagai jenis kerajinan yang ada, salah satunya adalah seni kerajinan wayang. Kerajinan ini memiliki makna yang luas dan sangat monumental. Kerajinan wayang pada mulanya dibuat untuk kepentingan agama, selanjutnya sebagai seni pertunjukan dan dalam perkembangannya kini ada yang diperjual-belikan. Daerah Sukawati merupakan salah satu pusat pengembangan kerajinan wayang kulit yang dipasarkan secara domistik dan manca negara. Proses pembuatan wayang kulit di desa Puaya menggunakan teknik tradisional dengan warna-warna modern yang memiliki daya tarik tersendiri Wayang dan pegelarannya adalah suatu gambaran perjalanan kehidupan manusia, kerohanian, hakikat hidup, proses pendidikan dan upaya mendekatkan diri pada Tuhan. Wayang memiliki dimensi nilai yaitu estetika, etika dan falsafah. Pengembangan bentuk dan teknik pembuatan wayang saat ini terus diupayakan untuk kepentingan pelestarian budaya dan penyesuaian dengan kemajuan zaman. Pengembangan tersebut tetap dijaga agar tidak merusak keagungan seni dan kandungan isi yang terdapat didalam wayang. Digunakannya proses pewarnaan dengan cat moderen dengan alat-alat yang baru mengakibatkan terjadinya penggolongan jenis wayang yaitu wayang yang dibuat untuk kepentingan upacara dan wayang yang dikomersialkan. Wayang yang dibuat untuk kepentingan upacara biasanya dibuat dengan bahan-bahan yang khusus seperti kulit rusa dan degan proses pewarnaan dengan warna alami Sementara wayang untuk kepentingan komersial dibuat dengan proses pewarnaan dengan warna moderen. Dengan adanya perkembangan teknologi baik di bidang warna dan alat, memberikan banyak alternatif pembuatan wayang dengan teknik tradisional. Proses pewarnaan pada wayang dengan menggunakan warna alami memerlukan waktu relatif lama, karena harus menjalani dua proses yaitu proses pembuatan dan pencampuran warna yang berupa bahan dasar hingga bisa dipakai dan proses penerapan warna yang juga harus melalui beberapa tahapan yang sudah baku. Pada proses pewarnaan dengan warna moderen atau warna buatan pabrik, prosesnya lebih singkat karena tidak diperlukan lagi proses pembuatan atau pencampuran warna. Warna yang sudah dalam bentuk kemasan tersebut tinggal diencerkan dengan air sesuai dengan keperluan dan dalam proses penerapan warnanya tetap mengikuti aturan tradisi seperti nyelemin, nasarin, nyigar, nyawi, nyepuk dan mrada. Pewarnaan dengan warna moderen memiliki keuntungan yaitu proses pengeringan yang lebih cepat.
× Image Alt